• Jelajahi

    Best Viral Premium Blogger Templates

    Pendidikan

    Pendidikan

    Iklan

    terkini

    Rentetan Bencana di Sumatera, Formappel’RI Kecam Perusakan Lingkungan

    Rabu, 03 Desember 2025, 12.17 WIB Last Updated 2025-12-03T04:17:41Z
    Tumpukan kayu gelondongan terbawa air ke permukiman warga di Sumatra Utara. Foto/istimewa


    lokalnews.id — Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat kembali memicu sorotan soal maraknya aktivitas perusakan lingkungan di kawasan tersebut. Perambahan hutan, pembukaan lahan ilegal, hingga eksploitasi alam tanpa izin disebut menjadi pemicu utama rusaknya ekosistem dan meningkatnya potensi bencana.


    Kerusakan itu membuat kondisi alam di sejumlah wilayah berubah drastis. Tutupan hutan menyusut, daerah tangkapan air rusak, dan masyarakat kini menanggung dampaknya.


    Ketua Umum Forum Masyarakat Peduli dan Pemerhati Lingkungan Republik Indonesia (Formappel’RI), R. Anggi Syaputra, bersama Sekjen Rio Lubis dan Wagiono Ardiansyah, mengecam keras pihak-pihak yang diduga merusak lingkungan demi kepentingan pribadi.


    “Kami mengecam keras keserakahan oknum-oknum yang menjadikan alam sebagai objek eksploitasi. Perambahan dan perusakan lingkungan di Sumut, Aceh, dan Sumbar bukan hanya tindakan tidak bertanggung jawab, tetapi juga kejahatan moral,” tegas Anggi, dalam keterangan resminya, Rabu (3/12).


    Ia menilai kerusakan lingkungan yang terjadi secara masif tidak mungkin muncul tanpa adanya permainan dan kelalaian sejumlah pihak. Formappel’RI pun mendorong aparat penegak hukum membuka penyelidikan menyeluruh terkait dugaan keterlibatan oknum dalam aktivitas ilegal tersebut.


    “Bencana ini bukan semata musibah alam, tapi konsekuensi dari ulah manusia. Kami meminta tindakan tegas, transparan, dan tanpa pandang bulu,” lanjutnya.


    Formappel’RI juga meminta pemerintah pusat dan daerah memperketat pengawasan, memperkuat regulasi izin pengelolaan lingkungan, dan memastikan prinsip keberlanjutan benar-benar diutamakan.


    “Alam adalah titipan untuk generasi mendatang. Jika dirusak hari ini, anak cucu kita yang menanggung akibatnya,” tutup Anggi.


    Bencana di tiga provinsi itu kini menjadi pengingat bahwa eksploitasi tanpa batas akan selalu meninggalkan korban. Publik berharap pemerintah dan penegak hukum bertindak nyata, bukan sekadar berjanji. (ln)

    Komentar
    Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
    • Rentetan Bencana di Sumatera, Formappel’RI Kecam Perusakan Lingkungan

    Terkini

    Space disewakan