Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Bukan Wali Band yang Jadi Sorotan di Puncak Perayaan 1 Muharram Lotim

Sabtu, 05 Juli 2025, 10.20 WIB Last Updated 2025-07-05T02:27:22Z
Bupati Lotim, H. Haerul Warisin, tampak semangat melihat antusias penonton di puncak perayaan 1 Muharram. dok/LN 


Selong, LokalNews.id – Ribuan warga memadati Lapangan Nasional (Lapnas) Lombok Timur (Lotim), Jumat malam (4/7), untuk menyaksikan puncak perayaan 1 Muharram 1447 Hijriah. Tampilnya Wali Band memang menyedot perhatian, namun bukan mereka yang jadi pusat sorotan malam itu. Justru pada Bupati H. Haerul Warisin dan Wakil Bupati H. Moh. Edwin Hadiwijaya sebagai penggerak kembalinya tradisi Muharram Festival di Lotim.


Festival Muharram yang sempat vakum ini kembali dihidupkan oleh pasangan kepala daerah terpilih hasil Pilkada 2024. Tradisi serupa sebelumnya pernah digagas di era Bupati Ali bin Dachlan (2003–2008 dan 2013–2018).


Pemerintah saat ini mengusung branding Lotim Smart, dengan membungkus peringatan 1 Muharram lewat serangkaian acara sejak 26 Juni. Mulai dari pawai alegoris, doa awal dan akhir tahun, hingga Muharram Expo. Puncaknya ditutup konser Wali Band menjadi magnet besar warga.


Dalam sambutannya, Bupati Haerul Warisin menyatakan kebanggaannya terhadap antusias warga. “Malam ini adalah penutup seluruh rangkaian 1 Muharram. Tahun depan kita akan buat dua kali lebih meriah,” serunya yang langsung disambut riuh tepuk tangan.


Ia juga berharap durasi perayaan ke depan bisa diperpanjang demi mendongkrak sektor UMKM.


Mantan Bupati Ali bin Dachlan turut hadir dan memberi catatan penting. “Tradisi seperti ini harus dijadikan prioritas agar tidak dihapus hanya karena perubahan politik. Ada nilai budaya dan ekonomi besar di balik ini,” ujarnya. 


Ia juga mendorong perluasan Lapnas dan penambahan hari perayaan.

Bupati Lotim dan Ketua DPRD duet bersama vokalis Wali Band.


Sementara itu, komentar menarik datang dari pengamat Kebijakan Daerah, Syauqi Asfiya. Ia menyambut baik semangat pemerintah daerah menghidupkan kembali Muharram Festival, namun mengingatkan agar kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada kemeriahan.


“Saya sangat mendukung ketika tradisi lokal dibangkitkan, tapi jangan hanya berhenti di euforia. Harus jelas dampak ekonominya untuk masyarakat kecil,"tegas Syauqi, merupakan alumni S2, dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).


"UMKM yang ikut expo, apakah omzetnya naik? Apakah ada pendampingan setelah event selesai? Jangan sampai ini hanya jadi panggung politik tahunan yang kosong makna,”tambahnya.


Menurut aktivis Lotim, sekarang menjabat sebagai Wakil Bendahara Pengurus Besar HMI ini, bila pemerintah ingin menjadikan 1 Muharram sebagai ikon tahunan, maka perlu ada indikator capaian yang terukur. 


“Kita butuh lebih dari sekadar konser dan keramaian. Kita perlu data berapa banyak pengunjung, transaksi UMKM, dan berapa yang mengalami peningkatan pendapatan. Kalau itu bisa dijawab, baru kita bicara dampak,”jelas Syauqi.


Sebelum konser dimulai, kegiatan diawali dengan hadroh dan tari rudat. Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyerahkan simbolis manfaat BPJS Ketenagakerjaan senilai lebih dari Rp 1 miliar kepada masyarakat.


Acara turut dihadiri Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua TP PKK, Ketua GOW, Ketua DWP, pimpinan OPD, serta jajaran Forkopimda Lombok Timur.


Rangkaian Muharram tahun ini juga mencatatkan sejumlah kegiatan besar, seperti pawai alegoris dengan 1447 dulang tembolak beak, khataman Qur’an 30 Juz oleh 1447 hafiz, dan Muharram Expo yang melibatkan seluruh OPD, BUMN, BUMD, serta pelaku UMKM dan IKM lokal. (*)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bukan Wali Band yang Jadi Sorotan di Puncak Perayaan 1 Muharram Lotim

Terkini

Space disewakan