![]() |
| Sekretaris Dikes Lombok Timur, Lalu Bagus Wikrama. Foto/istimewa |
lokalnews.id – Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), menggelar Gerakan Bumil Sehat di Puskesmas Sikur pada Rabu (17/12). Kegiatan tersebut diikuti sekitar 140 peserta, termasuk perwakilan dari 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Gerakan Bumil Sehat ini bertujuan membangun komitmen bersama dalam menjaga kesehatan ibu hamil sekaligus menekan angka kematian ibu dan bayi yang masih tergolong tinggi di Lotim.
Sekretaris Dikes Lombok Timur, Lalu Bagus Wikrama, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor agar setiap ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan yang optimal. Ia bahkan menargetkan Kecamatan Sikur menjadi wilayah percontohan dengan nol kematian ibu dan bayi.
“Harapan kita bersama, ayo kita jadikan Kecamatan Sikur zero mortality atau nol kematian. Untuk itu dibutuhkan langkah konkret, terutama kedisiplinan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kesehatan,” ujarnya.
Lalu Bagus menjelaskan, sesuai standar kesehatan, ibu hamil wajib melakukan pemeriksaan minimal enam kali selama masa kehamilan, yakni satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga.
"Dari enam kali kunjungan tersebut, setidaknya dua kali pemeriksaan harus menggunakan USG oleh dokter,"ujarnya.
Selain itu, peran suami juga dinilai sangat penting. Lalu Bagus mengingatkan agar para suami tidak lepas tangan dan aktif mendampingi istri selama masa kehamilan.
“Janin yang dikandung ini adalah investasi generasi masa depan. Jadi suami tidak hanya berperan saat menghamili, tapi juga harus bertanggung jawab menjaga kehamilan dengan mendampingi istri saat pemeriksaan,” tegasnya.
Gerakan Bumil Sehat juga menyoroti pentingnya konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD). Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia, sekitar 20 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, yang berisiko tinggi saat persalinan dan berdampak pada kesehatan bayi.
Menurut Lalu Bagus, kesehatan ibu hamil menjadi kunci utama dalam mencegah stunting. Ia menyebutkan prevalensi stunting di Lombok Timur mengalami peningkatan dari 27 persen pada 2023 dan kembali naik pada 2024.
“Jika pemeriksaan rutin dilakukan dan asupan gizi terpenuhi, kita berharap ibu selamat, bayi sehat, dan tidak terjadi stunting. Ini gerakan bersama, bukan hanya tugas tenaga kesehatan,” pungkasnya. (ln)


