Minggu 18/05/2025

Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

BKKBN Ajak Perusahaan Swasta Jadi Orang Tua Asuh KRS untuk Percepat Penurunan Stunting

Rabu, 19 Maret 2025, 13.37 WIB Last Updated 2025-03-19T05:37:49Z
Terima bantuan dari perusahaan PT DAK sebagai orang tua asuh Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Pringgabaya. dok/istimewa


Lombok Timur, LokalNews.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak perusahaan swasta untuk berperan dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting (Genting) guna mempercepat penurunan angka stunting. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Dr. Lalu Makrifuddin, dalam pertemuan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kantor Camat Pringgabaya, Selasa (18/3).


Menurutnya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani 38.552 Keluarga Risiko Stunting (KRS) di NTB, khususnya di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Saat ini, NTB menjadi provinsi dengan jumlah orang tua asuh stunting tertinggi di Indonesia, mencapai 7.000 KRS yang sudah mendapatkan pendampingan. Targetnya, seluruh 38 ribu KRS di NTB memiliki orang tua asuh.


Salah satu perusahaan yang terlibat dalam program ini adalah PT Dok dan Perkapalan Air Kantung (DAK) Cabang Lombok, yang berkomitmen menjadi orang tua asuh bagi 1.000 KRS.


Pada kesempatan tersebut, Pgs Staf Bagian General Affair PT DAK, Purnawirawan, menyerahkan langsung 10 tray telur sebagai bagian dari bantuan nutrisi bagi keluarga risiko stunting. Perusahaan ini menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung program tersebut selama tiga bulan ke depan.


Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmat, menegaskan bahwa pihaknya fokus pada percepatan penanganan stunting di tingkat desa dan dusun. 


Dengan target pendampingan 11.000 KRS di 21 kecamatan, program ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) di desa.


Selain PT DAK, perusahaan lokal lainnya, seperti tambak udang di Pringgabaya dan jaringan ritel modern, juga akan dilibatkan dalam upaya penanganan stunting.


Pemerintah daerah juga berkomitmen memberikan regulasi dan kebijakan yang mendukung, termasuk pemantauan pemberian nutrisi seperti makan telur dua kali sehari sebagai strategi utama dalam menekan angka stunting.


Pendampingan orang tua asuh ini diharapkan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berkelanjutan hingga anak-anak yang berisiko stunting dipantau sampai usia dua tahun. (*)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • BKKBN Ajak Perusahaan Swasta Jadi Orang Tua Asuh KRS untuk Percepat Penurunan Stunting

Terkini

Pk husnul

Close x