Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Sembalun Tanggung Mimpi Swasembada Pangan Nasional

Sabtu, 14 Juni 2025, 07.50 WIB Last Updated 2025-06-13T23:55:04Z


Sembalun, LokalNews.id — Kamis (12/6), Wakil Bupati Lombok Timur H. Moh. Edwin Hadiwijaya ikut turun ke lahan pertanian dalam kegiatan Tanam Raya Perdana bawang putih di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun. Acara ini bukan sekadar seremoni tanam, melainkan bagian dari kebijakan besar pemerintah pusat untuk menurunkan angka impor bawang putih—sebuah langkah yang menjadikan petani lokal sebagai ujung tombak swasembada pangan nasional.


Program ini digelar atas kerja sama Direktorat Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian, Himpuni, Satgas Pangan, dan BRMP NTB. Namun, di balik antusiasme penanaman dan seruan kerja sama lintas lembaga, para petani di Sembalun juga memikul tantangan besar, menjadi lumbung benih nasional dengan target ambisius—20 ton benih per hektare.


“Ini bukan sekadar kehormatan, tapi juga tantangan besar,” ujar Wakil Bupati Edwin. 


Ia mengakui bahwa target dan tuntutan dari pusat, terutama terkait ketersediaan lahan dan intensifikasi produksi, tidak mudah diwujudkan tanpa konsolidasi dan pendampingan yang berkelanjutan.


Pernyataan tersebut mencerminkan dinamika struktural dalam kebijakan pangan Indonesia, dorongan dari pusat seringkali lebih cepat dari kapasitas lapangan. Pemerintah daerah, petani, dan penyuluh dituntut untuk segera menyesuaikan, meski infrastruktur dukungan—seperti irigasi, distribusi benih berkualitas, dan sistem pemasaran—belum sepenuhnya mapan.


Menurut data yang disampaikan dalam acara tersebut, saat ini tersedia 288 hektare lahan potensial di Sembalun, dengan 10 hektare pertama akan ditanami benih dengan target 20 ton per hektare. Sisa lahan tambahan berasal dari beberapa mitra pusat, 60 hektare dari Direktorat Perbenihan, 10 hektare dari Himpuni, dan 13 hektare dari Satgas Pangan.


Namun, ekspansi ini juga memunculkan pertanyaan. Sejauh mana petani lokal memiliki ruang untuk menentukan model pertaniannya sendiri? Apakah swasembada ini benar-benar berpihak pada kedaulatan petani, atau justru mempertebal ketergantungan terhadap logistik dan teknologi dari pusat?


Wakil Bupati Edwin menekankan pentingnya koordinasi. Ia meminta penyuluh lapangan mendata lahan potensial secara detail dan membuka opsi bagi daerah dataran tinggi lain di luar Sembalun untuk ikut dalam program ini. 


Tapi lagi-lagi, tanpa ekosistem pendukung yang kuat, petani bisa jadi hanya pelaksana dari visi besar yang tak sepenuhnya mereka kendalikan.


Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi, menyampaikan apresiasi atas komitmen Pemerintah Daerah dan petani. Namun, kesuksesan program ini tidak hanya bergantung pada semangat tanam raya, tapi pada keberlanjutan pendampingan dan penguatan posisi petani dalam rantai pasok pangan nasional.



Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Sembalun Tanggung Mimpi Swasembada Pangan Nasional

Terkini

Space disewakan