![]() |
Waduk di Sukamulia Timur yang Kini Tinggal Kenangan. Dok/ong |
Sukamulia, LokalNews.id – Di antara rerimbunan bambu dan genangan air di sebuah kawasan sunyi Dusun Dasan Tiga, Desa Sukamulia Timur, jejak masa lalu tampak samar namun menggetarkan. Tempat ini dahulu diyakini sebagai salah satu lokasi petilasan Keturunan Gusti Agung Bali dari Kerajaan Karangasem dalam ekspedisi penguasaan wilayah Lombok Timur. Kini, yang tersisa hanyalah waduk kecil yang nyaris terlupakan, dengan kisah-kisah mistis yang tetap berbisik di antara daun-daun gugur.
Menurut penuturan Tokoh setempat, kawasan itu dulunya bukan hanya kolam biasa. "Itu dulunya tempat pemandian raja muda keturunan Gusti Agung Bali dari Kerjaan Karangasem," kata Pk Pakih.
Di sisi waduk itu dulu berdiri sepasang kayu besar yang oleh warga disebut Kayu Bantek. Konon, keduanya adalah pohon keramat yang selalu mengeluarkan aroma bunga Jepun setiap malam Jumat menjelang magrib.
“Bau itu seperti pertanda. Suasana berubah. Sunyi, tapi merinding,” tambahnya.

Keberadaan Kayu Bantek seolah menjadi penjaga mistis kawasan itu. Namun pada awal tahun 2000-an, angin puting beliung yang menerjang wilayah Sukamulia Timur membuat salah satunya tumbang. Tak lama, pasangannya pun menyusul tumbang.
Bagi warga sekitar, tumbangnya dua kayu itu bukan sekadar peristiwa alam biasa, tapi tanda hilangnya penjaga yang selama ini melindungi area tersebut.
Kini, Waduk Dasan Tiga tak lagi ramai dikunjungi. Daun-daun kering menutup jejak, ranting-ranting berserakan di atas air yang tak lagi jernih. Hanya sesekali terdengar suara angin yang menggesek daun bambu, seperti membisikkan kisah lama yang tak lagi dipedulikan.
Di tengah semangat pembangunan dan modernisasi desa, tempat ini tinggal kenangan. Namun bagi sebagian warga, terutama yang percaya pada sejarah lisan dan kekuatan leluhur, Waduk Dasan Tiga tetap menyimpan misteri yang belum sepenuhnya terkuak.
“Kalau berani, coba datang malam Jumat. Tapi jangan sendiri,” tutup dia, sembari tersenyum samar.