Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Kebijakan Sekolah 5 Hari untuk Tekan Tawuran dan Perkuat Interaksi Keluarga

Minggu, 03 Agustus 2025, 06.40 WIB Last Updated 2025-08-02T22:40:35Z

Kebijakan Sekolah 5 Hari untuk Tekan Tawuran dan Perkuat Interaksi Keluarga.


Medan, LokalNews.id – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) akan menerapkan sistem sekolah lima hari mulai tahun ajaran 2025/2026. Kebijakan ini diharapkan mampu menekan angka tawuran, penyalahgunaan narkoba, dan keterlibatan pelajar dalam geng motor.


Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Alexander Sinulingga, mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan arahan langsung Gubernur Sumut Bobby Nasution. Menurutnya, program ini menjadi bagian dari visi kepemimpinan untuk mewujudkan Sumut yang unggul, maju, dan berkelanjutan.


“Dengan sistem sekolah lima hari, pelajar akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga pada akhir pekan. Ini memperkuat pengawasan orang tua dan membentuk karakter anak sejak dini,” kata Alex, Rabu (31/7).


Ia menambahkan, waktu luang di akhir pekan juga diharapkan mendorong aktivitas sosial, keagamaan, serta pengembangan sektor pariwisata dan UMKM. “Program ini menjadi salah satu pondasi menuju Indonesia Emas 2045 dan sejalan dengan kebijakan Kemendikbudristek,” ujarnya.


Kebijakan ini akan berlaku serentak di seluruh SMA, SMK, dan SLB di Sumatera Utara mulai akhir Juli 2025.


Respons Akademisi dan Praktisi Pendidikan


Assoc. Prof. Dr. Rudi Salam Sinaga dari Universitas Medan Area menilai, kebijakan lima hari sekolah dapat memperkuat relasi sosial siswa di lingkungan keluarga dan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa persepsi terhadap hari Sabtu berbeda-beda tergantung latar belakang pekerjaan orang tua—baik ASN, pegawai swasta, maupun wiraswasta.


“Pemerintah daerah perlu memprogramkan aktivitas bermakna bagi pelajar pada hari Sabtu, agar waktu luang tidak disalahgunakan,” kata Rudi. Menurutnya, program ini juga dapat melindungi siswa dari pengaruh negatif seperti narkoba, tawuran, geng motor, dan judi daring.


Sementara itu, Direktur Pusat Pendidikan Rakyat (Pusdikra) Sumut, DMansyur Hidayat Pasaribu, menyambut baik kebijakan ini. Ia menyebut bahwa sistem pembelajaran penuh dalam lima hari dapat mengurangi aktivitas siswa di luar rumah dan memperkuat komunikasi antara anak dan orang tua.


“Waktu belajar yang padat akan membuat siswa lebih banyak beristirahat di rumah. Ini berdampak pada kualitas hubungan dalam keluarga,” jelas Mansyur, yang juga dosen di UIN Sumatera Utara.


Senada, Kepala SMK APIPSU Medan, Masdar Tambusai, menilai bahwa pembelajaran lima hari sejalan dengan upaya membentuk generasi Sumut yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan kaya secara budaya.


“Pendidikan bukan sekadar soal angka, tapi juga karakter dan kebudayaan,” ujarnya. (kn)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kebijakan Sekolah 5 Hari untuk Tekan Tawuran dan Perkuat Interaksi Keluarga

Terkini

Space disewakan