![]() |
Salah seorang pedagang batagor di Lapangan Tugu Selong, mengaku omsetnya meningkat dua kali lipat pada acara pembukaan peringatan 1 Muharram, Kamis (26/6). |
Selong, LokalNews.id – Tahun Baru Islam 1 Muharram tidak hanya dimaknai sebagai pergantian kalender hijriah, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk membangkitkan kesadaran ekonomi di Lombok Timur.
Peringatan Muharram tahun ini diwarnai dengan berbagai kegiatan seperti Pawai Algoris, Pengajian Pembuka 1 Muharram, Pameran Muharram, hingga Konser Band Wali yang dijadwalkan berlangsung pada 4 Juli mendatang.
Dari sisi ekonomi, rangkaian kegiatan tersebut membuka ruang perputaran uang yang signifikan. Para pedagang makanan, pelaku UMKM, hingga pengrajin lokal mendapatkan peluang promosi dan penjualan yang lebih luas.
“Saat pawai peringatan Muharram, omzet saya bisa naik dua kali lipat,” ungkap Muh. Saleh (42), seorang penjual batagor.
Tidak hanya dari sisi perdagangan, semangat berbagi juga turut mewarnai tradisi 1 Muharram melalui Dulang Beak, yang dibawa dalam Pawai Algoris menuju Masjid Agung Al-Mujahidin Selong.

Pemerintah Kabupaten Lombok Timur juga memanfaatkan momen ini sebagai ruang kolaborasi antara sektor publik dan swasta. Dukungan pelaku usaha terhadap rangkaian acara Muharram juga diarahkan untuk memperkuat promosi produk lokal melalui Pameran Muharram.
“Tahun Baru Hijriah bisa menjadi pengungkit ekonomi kerakyatan jika dikelola dengan baik,” ujar Kepala Bidang Pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan UKM Lombok Timur, Moh. Hirsan.
Dengan demikian, 1 Muharram tidak sekadar menjadi perayaan spiritual, tetapi juga menjadi ruang refleksi sekaligus ekspresi ekonomi masyarakat.
Semangat hijrah dalam tahun baru Islam dapat dimaknai sebagai ajakan untuk berpindah dari stagnasi menuju kebangkitan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
Mantan Bupati Lombok Timur, Ali Bin Dachlan, turut menegaskan bahwa Tahun Baru Islam merupakan momentum untuk membangkitkan semangat persatuan yang bersih, menjunjung tinggi toleransi, kerja keras, serta menolak sikap saling menjatuhkan karena perbedaan. (*)