Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Ada Stand Jual Sampah Ramaikan Pameran Muharram di Lapnas Lombok Timur

Jumat, 27 Juni 2025, 20.09 WIB Last Updated 2025-06-27T12:09:56Z
Buk Lin, Owner Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI menunjukan bahan baku produk kejarinan tangan dari sampah. Dok/LN


Selong, LokalNews.id – Pameran Muharram yang digelar Pemerintah Kabupaten Lombok Timur di Lapangan Nasional (Lapnas) Selong tak hanya menyuguhkan hiburan religi dan budaya, tapi juga menjadi ajang promosi ekonomi kreatif berbasis lingkungan. Salah satu stand yang mencuri perhatian adalah milik Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI, yang menjual berbagai kerajinan tangan dari limbah anorganik.


Pameran yang berlangsung dari 27 Juni hingga 4 Juli ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Tak hanya menampilkan hiburan dari artis nasional seperti Sulis, Eva Yolanda, dan Wali Band, ada juga pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit oleh Dalang Wildani, tari Gandrung dari Sanggar Rinjani Rengganis, tari tenun, hingga teater rakyat.


Di tengah deretan stand Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pelaku UMKM, keberadaan Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI jadi daya tarik tersendiri. Stand ini menampilkan produk daur ulang seperti sandal hotel, dompet, selimut, keset, tas, topi, hingga pupuk organik dan maggot. Semua dibuat dari bahan bekas seperti kain perca, sandal bekas, dan ampas kopi saset.


"Topi ini dari ampas kopi saset, selimut dari kain bekas, dan sandal hotel dari sandal bekas," ujar Husni Hari, pendiri Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI yang akrab disapa Buk Lin. Ia berasal dari Dusun Selimur, Desa Kesik, Kecamatan Masbagik.


Menariknya, sebagian besar bahan baku mereka peroleh dari masyarakat sekitar, baik dengan cara membeli maupun dari sedekah sampah. Produk mereka dijual dengan harga terjangkau, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung jenis dan tingkat kerumitannya.


Pelanggan Buk Lin tak hanya datang dari Lombok Timur, tetapi juga dari luar daerah hingga mancanegara. Ia bahkan rutin menerima pesanan sandal hotel dari instansi seperti Bank NTB Syariah. "Kemarin pesan 5.000 pasang," ujarnya bangga. Produk kain daur ulang mereka juga diminati konsumen luar negeri.


Rumah Kreatif dan Bank Sampah LINSI berdiri sejak 2015 dan mendapat pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lombok Timur. Meski belum mendapat bantuan dana, Buk Lin tetap semangat menjalankan usaha ini dengan modal pribadi. Ia juga mengaku mendapat perhatian dan dukungan moral dari Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya.


"Sejak awal DLH selalu membina, lalu Pak Edwin juga ikut mendorong kami," ungkapnya.


Namun perjalanan Buk Lin tidak tanpa tantangan. Ia menyebut keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan pola pikir masyarakat yang masih memandang remeh kerajinan berbasis limbah menjadi hambatan tersendiri. Di sisi lain, pembinaan dan dukungan modal dari pemerintah desa masih tergolong minim.


"Suport itu ada, tapi pembinaan yang berkelanjutan belum kami rasakan," ucapnya.


Meski begitu, Buk Lin tak patah semangat. Ia tetap teguh pada komitmen untuk memberdayakan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan. 


“Masyarakat terbantu dengan kegiatan ini,” pungkasnya.



Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ada Stand Jual Sampah Ramaikan Pameran Muharram di Lapnas Lombok Timur

Terkini

Space disewakan