![]() |
Gerai Kopdes merah putih Kembang Kuning, sebagai role koperasi merah putih nasional. dok/pkp |
Sikur, LokalNews.id — Koperasi Merah Putih bukan sekadar slogan. Di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Sikur, Lombok Timur, konsep ini tumbuh nyata sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan. Terbukti, desa ini menjadi lokasi peluncuran dan dialog nasional percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih se-NTB, yang dihadiri langsung Wakil Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono, Selasa (3/6).
Peluncuran ini menandai langkah serius pemerintah pusat dan daerah dalam membangun kembali kekuatan ekonomi dari desa, berbasis semangat gotong royong dan pemberdayaan lokal. Di tengah antusiasme warga dan aparat desa, turut hadir Wakil Bupati Lombok Timur H. Moh. Edwin Hadiwijaya, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, hingga perwakilan dari sejumlah kementerian dan lembaga negara.
Wakil Bupati Edwin menyebut, gerakan ini adalah bukti keseriusan Lombok Timur menjadikan koperasi sebagai tiang utama ekonomi desa. “Mudah-mudahan kunjungan ini menjadi semangat kita semua di desa untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru, menjadi trigger membangun iklim wirausaha dan ekonomi desa,” ujarnya.
Koperasi Merah Putih, lanjut Wabup, hadir untuk menjawab kebutuhan desa: memperkuat ketahanan pangan, membuka akses ekonomi yang merata, dan mengoptimalkan potensi lokal. Hingga kini, dari 239 desa dan 15 kelurahan di Lombok Timur, sebanyak 62% sudah memproses pendirian koperasi—dengan 56 desa berbadan hukum dan 96 lainnya mendaftarkan akta ke notaris.
“Kami menargetkan 100% koperasi terbentuk sebelum Hari Koperasi Nasional Juli nanti,” tegasnya.
Koperasi Desa Merah Putih Kembang Kuning sendiri sudah menunjukkan model bisnis yang konkret. Dengan lebih dari 200 anggota, koperasi ini menjalankan enam unit usaha: gerai sembako, apotek, klinik, gudang logistik, saprodi, hingga transportasi. Seluruhnya dirancang berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat.
Sebagai bentuk dukungan, dilakukan pula penandatanganan kerja sama antara Pemdes Kembang Kuning dengan BULOG dan sejumlah BUMN. Wamen Ferry bahkan secara simbolis menyerahkan akta notaris, pengesahan badan hukum, dan kartu anggota koperasi kepada pengurus setempat.
Gubernur NTB Lalu Iqbal menyatakan bahwa Inpres No. 9 Tahun 2025 membuka peluang besar bagi koperasi desa sebagai alat utama pembangunan ekonomi nasional. “Kita akan gandeng Universitas Mataram untuk pelatihan manajemen koperasi. Kita tidak ingin koperasi ini hanya lahir, tapi juga tumbuh sehat dan mandiri,” tegasnya.
Wamen Ferry juga memuji langkah cepat Lombok Timur. “Saya apresiasi Desa Kembang Kuning. Ini bukti bahwa desa bisa bergerak cepat, kalau punya kemauan kuat,” ucapnya.
Namun demikian, masih ada tantangan. Wakil Bupati Edwin meminta perhatian pemerintah pusat terkait status lima pendamping koperasi dan tiga pendamping UMKM yang belum jelas. Ia juga menyoroti minimnya dukungan anggaran pelatihan. “Jika ingin koperasi desa sukses, maka pendampingannya juga harus kuat,” tandasnya.
Dengan semangat Merah Putih, koperasi desa kini tak hanya jadi alat ekonomi, tapi juga simbol kemandirian dan kebangkitan desa. Kembang Kuning telah memulainya, desa-desa lain tinggal menyusul. (*)