Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Di Ujung Senja, Mereka Masih Ingin Belajar dan Berkarya

Rabu, 18 Juni 2025, 13.34 WIB Last Updated 2025-06-18T05:34:42Z
Program Sekolah Lansia Ceria dan Berkarya, di Desa Bagek Payung Selatan, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur. 


Suralaga, LokalNews.id – Di tengah sistem pendidikan dan layanan sosial yang kerap terfokus pada generasi muda, sebuah inovasi hadir dari Desa Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur. Sejak 2024, desa ini menjadi lokus perubahan sosial melalui program Sekolah Lansia Ceria dan Berkarya, yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur.


Program ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah bentuk pendidikan berbasis komunitas yang menolak gagasan bahwa usia tua identik dengan ketergantungan dan kemunduran produktivitas. Melalui pendekatan yang memadukan psikologi, spiritualitas, keterampilan hidup, dan sosial, para lansia diajak menjadi individu aktif dan berdaya.


Kepala Desa Bagik Payung Selatan, Abdul Manan, menyebut dampaknya luar biasa. Sekitar 50 orang lansia yang mengikuti program ini kini menjalani hidup secara lebih mandiri dan percaya diri. 


"Mereka lebih proaktif dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aspek sosial dan spiritual," katanya (18/6).


Capaian ini menjadikan Bagik Payung Selatan sebagai percontohan Sekolah Lansia tingkat provinsi. Bahkan, pada Juli 2025 mendatang, desa ini merancang lanjutan program bertajuk “Sekolah Lansia S2” yang telah mendapatkan dukungan dari komunitas dan donatur lintas wilayah.


H. Fajri Kamal, penanggung jawab sekolah lansia di desa tersebut, menyampaikan bahwa salah satu dampak paling mencolok adalah meningkatnya kualitas psikologis para peserta. “Para lansia kini ceria, berkarya, dan merasa hidupnya lebih bermakna,” ucapnya.


Dampak lain yang tak kalah penting adalah kesehatan. Camat Suralaga, Nurhilal, menggarisbawahi bahwa keterlibatan lansia dalam aktivitas sosial dan fisik terbukti menurunkan risiko penyakit degeneratif.


“Mereka berkumpul, bersilaturahmi, dan belajar menjalin relasi yang sehat dengan lingkungan sekitar,” katanya.


Nurhilal berharap model ini dapat direplikasi ke desa-desa lain di wilayahnya. Ia bahkan menyebut akan memulai dengan merekrut perwakilan lansia dari 5–6 desa tetangga untuk mengikuti kegiatan serupa.


Jihari Efendi dari BKKBN Provinsi NTB menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi nasional dalam memberdayakan lansia. Ia menyebut bahwa kehadiran negara di sektor ini bukan hanya lewat bantuan sosial, tapi lewat pendekatan yang lebih manusiawi: pendidikan dan komunitas.


"Ini salah satu implementasi nyata dari program 'Lansia Berdaya' yang digulirkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Di sini, kita melihat bagaimana lansia menjadi simbol produktivitas, bukan beban," ujarnya.


Lebih jauh, Jihari menilai meningkatnya angka harapan hidup di Suralaga sebagai indikasi keberhasilan pendekatan ini. Ia mendorong agar pola serupa dijadikan kebijakan daerah maupun nasional.


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Di Ujung Senja, Mereka Masih Ingin Belajar dan Berkarya

Terkini

Space disewakan