![]() |
Bupati Lotim, H. Haerul Warisin. dok/istinewa |
Selong, LokalNews.id – Kabupaten Lombok Timur (Lotim), kembali menorehkan prestasi membanggakan di dunia pariwisata. Event Alunan Budaya Desa ke-IX Tahun 2025, yang akan digelar di Desa Pringgasela Raya, dinobatkan sebagai Event Terbaik Nusa Tenggara Barat oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Penghargaan ini menempatkan acara tersebut sebagai Top 1 Event NTB dalam kalender nasional Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.
Bupati Lotim, H. Haerul Warisin, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim kurator dan assessment Kementerian Pariwisata yang telah mengapresiasi kekayaan budaya Lotim.
“Bersama Pemda, saya mengajak seluruh masyarakat Lombok Timur dan komponen pariwisata lainnya untuk menyambut dan menyukseskan acara Alunan Budaya Desa dalam agenda Karisma Event Nusantara pada tanggal 21 Juli 2025,” ujar Bupati Iron, melalui keterangan resminya, Selasa (10/6).
Bupati yang akrab disapa Bupati Iron ini juga menegaskan bahwa event tersebut diharapkan menjadi momentum penting untuk membangkitkan pelaku industri kreatif, pariwisata, dan seni budaya daerah agar lebih dikenal secara nasional.
Lebih jauh, acara tahunan ini akan berlangsung selama tujuh hari, dari 20 hingga 26 Juli 2025, berlokasi di Tugu Monumen Perjuangan (MOPRA) Pringgasela Raya. Tempat ini dipilih karena aksesnya yang strategis dan kapasitasnya yang dapat menampung lebih dari 10.000 pengunjung.
Mengusung tema “Dari Desa Budaya Untuk Indonesia Jaya”, Alunan Budaya tahun ini menampilkan pertunjukan bertajuk “Nyiwaq”—angka sembilan yang dianggap sakral dan merepresentasikan penyempurnaan dalam tradisi lokal. Pementasan ini diproyeksikan menjadi sajian budaya yang tidak hanya estetis, tapi juga sarat makna dan filosofi.
Selain sebagai wadah pelestarian budaya lokal seperti tenun tradisional Pringgasela, acara ini juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Setiap tahun, Alunan Budaya terbukti berhasil menggerakkan UMKM lokal dan meningkatkan kunjungan wisata, sehingga berdampak positif pada pendapatan masyarakat di Kecamatan Pringgasela.
Pelaksanaan event tahun ini akan berbentuk festival hybrid, yaitu secara luring di lokasi utama serta disiarkan daring melalui berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube. Pendekatan ini bertujuan memperluas jangkauan audiens serta membuka ruang partisipasi dari masyarakat luas, baik secara fisik maupun digital.
Dengan komitmen pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal, Alunan Budaya Pringgasela 2025 diharapkan tidak hanya menjadi panggung seni tahunan, tetapi juga gerakan budaya dari desa untuk Indonesia yang lebih jaya. (*)