Pendidikan

Pendidikan

Iklan

terkini

Porang Jadi Komoditas Unggulan Lombok Timur, Target Ekspor ke Tiongkok

Jumat, 01 Agustus 2025, 23.44 WIB Last Updated 2025-08-01T15:44:44Z
Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin meninjau pabrik Porang di Pringgabaya. Dok: istimewa


Pringgabaya, LokalNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur terus memperkuat basis ekonomi lokal melalui pengembangan industri pengolahan porang. Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, menyampaikan komitmen tersebut usai meninjau Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Porang di Kecamatan Pringgabaya, Jumat (01/8).


Bupati menyebut, pabrik pengolahan porang tersebut telah menggunakan teknologi modern dan mampu menghasilkan produk olahan berupa chip maupun tepung porang. Saat ini, pabrik masih beroperasi pada tahap pengolahan chip karena keterbatasan pasokan bahan baku.


“Kami akan menghimpun petani porang se-NTB untuk menjamin pasokan bahan baku. Petani juga kami jamin dari sisi harga dan pembelian hasil panen. Pemerintah siap membeli seluruh hasil panen agar pabrik tetap berproduksi,” ujar Haerul.


Ia juga memastikan bahwa produk olahan porang asal Lombok Timur telah memiliki mitra pembeli (buyer) dari Tiongkok. Buyer tersebut tak hanya membeli produk, tetapi juga ikut melakukan pembinaan demi menjaga standar kualitas produksi.


Tanam pada September, panen Februari


Untuk menjaga keberlanjutan pasokan, Pemkab Lombok Timur mendorong petani agar mulai menanam porang pada September 2024. Panen diperkirakan berlangsung pada Februari hingga Maret 2025.


Selain memaksimalkan potensi lokal, Pemkab juga membuka peluang untuk mendatangkan bahan baku dari luar daerah, khususnya Jawa, agar kapasitas produksi tetap terjaga.


Direktur PT Sanindo Pangan Rinjani, H. Dhian Rahadian, menyebut bahwa pabrik pengolahan porang yang mereka kelola memiliki kapasitas produksi antara 50 hingga 80 ton per hari. Proses produksi mencakup pembersihan, perendaman, pemotongan, hingga pengeringan menggunakan oven berbahan bakar cangkang kemiri—komoditas yang banyak tersedia di wilayah setempat.


“Produk utama kami berupa chip dan tepung porang. Untuk kebutuhan ekspor, chip dihancurkan lebih kecil agar muatan kontainer lebih efisien,” jelas Dhian.


Tantangan pasokan dan fluktuasi harga


Meski dinilai menjanjikan, industri porang masih menghadapi persoalan klasik, keterbatasan bibit dan pasokan bahan baku. Untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik, setidaknya dibutuhkan lahan tanam seluas 350 hektar.


Harga porang juga cenderung fluktuatif. Pada awal musim, harga berada di kisaran Rp7.000 hingga Rp8.000 per kilogram dan dapat meningkat tergantung permintaan pasar.


Pemkab Lombok Timur menempatkan komoditas porang sebagai salah satu prioritas pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Diharapkan, industri ini tak hanya memperluas lapangan kerja dan mendorong ekspor, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal secara berkelanjutan. (*)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Porang Jadi Komoditas Unggulan Lombok Timur, Target Ekspor ke Tiongkok

Terkini

Space disewakan