![]() |
Ketua Askab PSSI Lombok Timur, Yusri. dok/ong |
Labuhan Haji, LokalNews.id – Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Lombok Timur, Yusri, menegaskan komitmennya untuk memajukan sepak bola dari tingkat desa. Hal itu ia sampaikan saat membuka secara resmi Turnamen Kades Cup Labuan Haji 2025, Minggu (25/5), di Lapangan Umum Labuan Haji.
Dihadiri ratusan warga dan 32 klub peserta dari berbagai penjuru Lombok Timur, pembukaan turnamen ini menjadi momentum penting bagi pembinaan sepak bola akar rumput di wilayah timur Pulau Lombok.
“Turnamen seperti ini harus terus kita dorong. Dari sinilah bibit-bibit unggul akan tumbuh. Sepak bola desa bukan sekadar hiburan, tapi bisa jadi jalan menuju prestasi,” ujar Yusri dalam sambutannya.
Komitmen Askab dari Lapangan Desa
Kehadiran langsung Yusri dalam ajang yang digelar selama 40 hari ini bukan sekadar seremoni. Ia menyempatkan berdialog dengan panitia, aparat desa, hingga para pemain muda.
“Kalau Askab ingin membina sepak bola secara utuh, maka tidak boleh hanya fokus di kota atau klub besar. Kita harus hadir juga di desa-desa, melihat langsung potensi mereka,” tegasnya.
Pernyataan ini bukan isapan jempol. Selama beberapa tahun terakhir, Askab PSSI Lotim di bawah kepemimpinan Yusri memang aktif mendorong turnamen lokal, termasuk memberi ruang kompetisi yang berkesinambungan bagi klub-klub kecil.
Sepak Bola Sebagai Gerakan Sosial

Turnamen Kades Cup, menurut Yusri, tak hanya punya nilai olahraga, tetapi juga nilai sosial. “Warga berkumpul, pemuda aktif, dan ini menekan potensi konflik sosial. Sepak bola menyatukan kita semua,” katanya.
Yusri juga mengapresiasi dukungan Pemerintah Desa Labuan Haji yang telah berkolaborasi erat dengan Askab demi suksesnya acara ini.
“Ini contoh bagus. Pemerintah desa turun langsung mendukung kegiatan olahraga. Semoga desa-desa lain bisa meniru,” ujarnya.
Harapan dari Lapangan
Para pemain muda seperti Riyan (20) dari klub Tanjung Luar, menyambut baik kehadiran Ketua Askab.
“Kalau ada turnamen kayak gini, semangat kami naik. Apalagi Ketua PSSI langsung datang. Kami merasa diperhatikan,” ujarnya setelah laga pembuka.
Yusri menutup sambutannya dengan pesan sederhana namun kuat, “Besar atau kecilnya turnamen bukan soal. Yang penting adalah dampaknya. Kalau dari Labuan Haji bisa lahir pemain nasional, itu kemenangan kita semua.”
Turnamen ini bukan hanya tentang siapa yang akan menang, tetapi tentang siapa yang berani bermimpi besar—dan bagi Yusri, semua mimpi itu layak dimulai dari lapangan desa. (*)