![]() |
Wabub Moh. Edwin Hadiwijaya monitoring kegiatan pencegahan stunting di Kantor Desa Sukadamai, Kecamatan Jerowaru. Dok:pkp |
Jerowaru, LokalNews.id — Kasus stunting di Lombok Timur masih menjadi perhatian serius. Wakil Bupati (Wabup) H. Moh. Edwin Hadiwijaya menegaskan, pencegahan harus dilakukan sejak dini, bahkan sebelum pernikahan. Menurutnya, intervensi tak hanya menyasar anak, tetapi juga ibu hamil dan menyusui.
Hal itu ia sampaikan saat Monitoring dan Evaluasi Program Gizi untuk Saluran Cerna Ideal dengan PMT (Gusi) Plus di Kantor Desa Sukadamai, Kecamatan Jerowaru, Senin (11/8).
Edwin mengapresiasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan Puskesmas bagi anak-anak gizi kurang. Namun, ia menilai perlu ada pemisahan data antara anak dengan gizi kurang dan anak stunting.
“Kalau datanya jelas, pola dan intervensinya bisa lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Ia juga meminta dukungan pendataan dari puskesmas, kader posyandu, dan pemerintah desa.
Kepala Puskesmas Sukaraja, Muksan Effendi, berharap kegiatan ini membangkitkan semangat para ibu untuk memperbaiki kesehatan anak, khususnya di bawah usia dua tahun.
Ia menyebut, kegiatan ini menjadi momentum evaluasi intervensi gizi di wilayah binaannya.
Selain PMT berbahan pangan lokal, anak-anak juga mendapat probiotik untuk menjaga daya tahan tubuh dan penyerapan nutrisi. Dari 30 penerima manfaat, 21 anak berasal dari Desa Sukadamai dan 9 dari Desa Sukaraja. (*)